Pantai
Rongkang Bangkalan Madura
MENURUT
penduduk setempat, 1989 lalu sudah ada sebagian warga berinisiatif
mengembangkan wilayah Pantai Rongkang di Kwanyar Barat, Kecamatan Kwanyar.
Namun, keinginan tersebut menuai banyak pendapat. Termasuk kalangan tidak
justru melihat pengembangan Pantai Rongkang akan menyebabkan dekadensi moral
warga.
“Kata warga
itu benar. Dulu memang ada keinginan untuk mengembangkan Pantai Rongkang. Tapi,
ulama melihat pengembangan pantai akan lebih banyak dampak negatif daripada
manfaatnya,” ujar Mukaffi Anwar, anggota dewan dari dapil Kwanyar. Kekhawatiran
para ulama setempat menurut dia cukup beralasan. Pasalnya, lokasi pantai memang
sering digunakan orang tak bertanggung jawab untuk melakukan hal tidak senonoh
bersama pasangannya.
Bahkan, saking
khawatirnya terhadap kemerosotan moral masyarakat, beberapa ulama pernah
berinisiatif membangun masjid. “Itu supaya Pantai Rongkang tidak jadi tempat
mesum lagi,” tandasnya.
Kekhawatiran itu pernah ditentang oleh golongan
muda di sekitar pantai. Golongan muda ini yakin dengan pengolahan yang baik,
kawasan pantai akan bermanfaat besar bagi warga sekitarnya. “Nah, yang
muda-muda itu yakin bahwa mengembangkan pantai akan lebih baik daripada
membiarkannya seperti sekarang. Sebab, mereka yakin tindakan amoral di sekitar
pantai bisa ditertibkan kalau ada pengelolaan pariwisata yang benar,” paparnya.
Menurut Mukaffi, saat pemerintahan Bangkalan
dipimpin oleh almarhum Muhammad Fatah, pernah ada usulan agar pantai itu
dikembangkan. “Kalau tidak salah mau dijadikan Marina Bay. Tapi ya akhirnya
tidak jadi,” ungkapnya.
Terlepas dari polemik pengembangan Pantai
Rongkang, Mukaffi mengatakan sebaiknya mulai ada pemikiran bahwa kekayaan
wisata di Kwanyar itu harus dikembangkan. Tidak hanya pantai. Makam Sunan
Cendana yang dipercaya sebagai penyebar agama Islam di Madura juga ada di
kecamatan tempat pantai Rongkang ada. Demikian juga dengan potensi wisata
kuliner unik. “Wisata pantai, tempat religius, dan kuliner unik seperti kerupuk
di Kwanyar kan harus dikembangkan. Jadikan satu paket seperti di Tuban atau
Lamongan,” ujarnya.
Pengembangan berbagai potensi itu menurutnya juga
merupakan bagian dari alasan Suramadu dibangun. “Dampak positif Suramadu harus
dinikmati oleh warga Madura secara umum. Termasuk di Bangkalan dan Kwanyar itu.
Yang penting itu ada akses jalan, inisiatif plus fasilitasi pemerintah dan
kesadaran dari semua masyarakat,” tuturnya.
Polemik pengembangan Pantai Rongkang juga
dikomentari Imron Rosyadi yang juga dewan asal Kwanyar. Menurut dia, polemik
yang sudah berlangsung lama itu sama dengan polemik sebelum Jembatan Suramadu
selesai dibangun. “Saya kira kalau semua bisa ambil peran sesuai dengan
porsinya masing-masing tidak akan ada polemik panjang. Misalnya seperti di
Tanjung Kodok (Lamongan, Red). Luar biasa sekarang manfaatnya pada warga di
sana,” ungkapnya.
Menurut dia,
banyak warga yang mempertanyakan “what next” setelah Jembatan Suramadu.
Pengembangan wisata bisa menjadi salah satu jawaban atas pertanyaan itu. “Kita lihat banyak warga datang ke Madura.
Tapi setelah sampai di Madura mereka balik pulang. Lha wong Lumpur Lapindo saja
bisa jadi wisata, kenapa Pantai Rongkang dan segala macam itu tidak bisa
dijadikan paket wisata,” sergahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar