Musium
Cakraningrat bangkalan
Bangkalan
- Gedung Museum
yang berada di jalan Soekarno-Hatta dan diberi nama " Cakraningrat "
ini telah diresmikan penggunaannya oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo, pada
tanggal 13 Maret 2008. Terletak bersebelahan dengan kantor DPRD Bangkalan,
gedung yang dibangun oleh Pemda Bangkalan ini.merupakan bagian penting dari
kantor Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariiwisata Kabupaten Bangkalan.
Sebelum menempati gedung baru, museum yang banyak mengkoleksi barang-barang
peninggalan sejarah dan benda-benda kuno ini berada di kompleks Rumah Dinas
Bupati Bangkalan (sebelah timur alun-alun Bangkalan). Karena dinilai kurang
sesuai dengan tuntutan sebagai fasilitas publik maupun kurang memiliki nilai
informatif bagi masyarakat umum, maka atas iniiatif Bupati Bangkalan, R.KH Fuad
Amin Spd, memindahkan museum ini ke tempat yang terbuka sebagaimana sekarang
ini. Agar museum ini mampu merefleksikan dan menanamkan nilai-nilai monumental
sejarah Bangkalan bagi siapa saja, terutama bagi generasi muda, maka atas
inisiatif beliau pula menamai museum ini
dengan nama " Cakraningrat ", sebuah gelar bagi raja-raja yang
memerintah Bangkalan pada tahun 1648 - 1918.
Asal Usul Berdirinya Museum
Didorong oleh
pemikiran dan tanggung jawab untuk melestarikan benda-benda yang bernlai
sejarah, warisan nenek moyang, maka atas saran beberapa sesepuh Bangkalan
seperti R.A. Roeslan Tjakraningrat, R.A. Salehadiningrat Surjowinoto, R.P. Machfud Sosroadiputro, pada
tahun 1950-1954 dilakukanlah inisiatif oleh pemerintah daerah dan pemerhati
budaya, untuk pengumpulan benda-benda maupun dokumen-dokumen milik Keraton
Bangkalan yang tersebar dan berada ditangan orang, untuk kemudian dihimpun dan
dirawat. Benda-benda dan dokumen-dokumen yang terkumpul tersebut disimpan di
sebuah gedung yang berada di kompleks Pemakaman Raja-Raja Bangkalan "
Pesarean Aer Mata " (Buduran, Arosbaya). Untuk mengurus koleksi
benda-benda bersejarah itu, pada tahun itu pula dibentuk Yayasan Kona. Untuk lebih
menjamin pengawasan atas kelestariannya, maka atas inisiatif H.J. Soedjaki,
Bupati Bangkalan pada saat itu (1971-1976), bersama Yayasan Kona, benda--benda
itu kemudian pada tahun 1975 dipindahkan ke sebuah gedung di kompleks Pendopo
Agung Bangkalan (sebelah timur alun-alun
Bangkalan). Mulai sejak itu pemeliharan dan perawatan benda-benda tersebut
secara resmi menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan pada tahun 1979
secara resmi ditetapkan sebagai sebuah museum dengan nama " Museum Daerah
Tk. II Bangkalan ".
Guna
mewujudkan rasa tanggung jawab yang besar dari
Pemerintah Daerah maupun untuk tujuan menanamkan serta meningkatkan
apresisasi yang tinggi masyarakat umum terhadap benda-benda yang bernilai
sejarah itu, maka pada tahun 2008 atas inisiatif Bupati Bangkalan, R.KH. Fuad Amin Spd,
Pemerintah Daerah kemudian memindahkan museum ke gedung baru yang
representatif, sebagaimana saat ini. Banyak benda pusaka dan benda kuno yang
bersejarah disimpan dan dipamerkan di tempat ini antara lain koleksi senjata
tombak, naskah tulis dan daun lontar, gamelan, alat musik dan berbagai
peralatan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar