Air
Terjun Toroan di Ketapang
Kabupaten
Sampang memiliki sejumlah objek wisata alam yang potensial tapi belum dikelola
dengan baik. Salah satunya, objek wisata Air Terjun Toroan. Tapi sayang, jumlah
pengunjung tempat wisata ini kini mulai berkurang. Mengapa?
Pancaran
keindahan alam yang natural benar-benar terasa saat koran ini mendengar
percikan air yang jatuh dari atas. Itulah suasana yang terekam saat koran ini
datang ke objek wisata Air Terjun Toroan, Desa Ketapang Daya, Kecamatan
Ketapang. Namun demikian, suasana
ini tidak didukung oleh sarana dan fasilitas yang ada di lokasi. Artinya,
kondisi objek wisata Air Terjun Toroan sangat memprihatinkan.
Saat wartawan koran ini menikmati pemandangan Air
Terjun Toroan, salah seorang petugas keamanan desa bernama Sayar, bercerita,
supaya bisa aman memasuki Air Terjun Toroan, maka pelancong harus menuruni
lembah curam dengan jalan setapak sejauh 50 meter. "Yang membabat
jalan itu saya dan teman-teman," tuturnya.
Menurut dia,
jalan tersebut merupakan jalan alternatif. Bagi pengunjung yang membawa
kendaraan roda dua, bisa dititipkan kepada pria berusia 30 tahun tersebut. "Kalau sepeda motor, sebenarnya bisa
dibawa dan diletakkan di dekat air terjun. Tapi kalau tidak mau repot, bisa dititipkan
kepada kami saja," imbuhnya.
Pria yang
bekerja sebagai penambang pasir ini kemudian mengajak koran ini untuk mendekati
lokasi Air Terjun Toroan. Kenyataannya, memang tidak ada akses jalan sama
sekali. "Pengunjung harus bersedia untuk mengitari bibir pantai dengan
batu - batu karang dan sisa genangan air laut untuk bisa menuju Air Terjun
Toroan," terangnya.
Kepada koran
ini, saya menuturkan bahwa di areal Air Terjun Toroan memang tidak aman. Dia
menuturkan bahwa sering terjadi perampasan handphone milik pengunjung.
"Biasanya anak-anak dari luar daerah sini yang seperti itu Mas. Karena itu bapak kepala desa menugaskan
saya di sini," akunya.
Pria kelahiran
Ketapang Daya ini menambahkan, dulu Air Terjun Toroan pernah menelan korban.
Insiden tersebut, terjadi setelah ada salah seorang pengunjung yang berenang di
sekitar air terjun. "Dulu ada dua orang yang menjadi korban. Kalau tidak
salah, keduanya tercatat sebagai warga Bangkalan. Tapi, itu dulu dan sekarang
sudah tidak ada lagi," terangnya.
Setelah ditanya
tentang penyebab meninggalnya dua korban tersebut, pria yang pernah melancong
ke negeri seberang tersebut mengaku tidak tahu pasti. "Jika ada unsur
mistik saya kurang tahu. Tapi jika diukur kedalaman palung tersebut memang
benar - benar dalam. Kira-kira seukuran pohon bambu," ujarnya.
Ditandaskan,
Air Terjun Toroan saat ini hanya difungsikan warga untuk memenuhi kebutuhan air
sehari-hari. Termasuk mencuci pakaian, mandi, dan menyuci jaring. "Setiap
hari, warga sekitar datang ke sini untuk mencuci, mandi, dan mencuci
jaring," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar